Isnin, 3 Jun 2013

Kapayasku Comel Gede


Inilah karyaku pada tanah
Kutanam di tanah datar
Kupupuk selalu dengan hati
Kupujuk dan belainya dengan kata
Kubajai perdunya
Kusirami air yang tumpah berbunga
Agar pohonnya selalu subur
Tumbuh hijau merimbun
Selebaran dedaunnya melambai ditiup angin
Sesekali jadi rumah teduh dan tempat berpijak siburung pipit

Ketika pagi mencerah
Sinar cahaya mencelah di pelupuk dahannya
Seiring usianya berlalu
Ia tumbuh subur
Ia seolah bangun dari peraduan
Menjanjikan harapan yang baik
Tentu sekali buah yang didambakan
Meski jarang
Sepohon dua buah cuma
Namun paut buah di pelupuk batangnya
Mengundang mengamit dan melambai
Siapa yang lalu
Silakan melihatnya kawan
Lihatlah dengan mata hati

Hati berkata
Ketika ranumnya tak kunjung datang
Resah debar menanti
Ketika datang tak selalu
Bertamu bermukim cuma di hujung minggu
Kini ranumnya menjemput
Aku tersenyum
Tuaian kali ini yang pertama
Yang pertama besar maknanya
Moga ini bukan akhirnya
Moga ia tetap menjanjikan
Harapan untuk menikmati
Bulan ini bulan depan dan berikutnya
Agar dapat aku berbagi
Demikianlah hidup
Hidup ini bukan dinikmati sendiri
Kapayasku di Tanjong Bunut

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

COVID-19 - Dunia Ini Rapuh dan Tidak Berdaya, Pelajaran Buat Kita

Tidak siapa menduga COVID-19 yang bermula di Wuhan, China merebak ke seluruh dunia. Masyarakat dibuat terpinga-pinga dan panik. Kita dibias...